Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah
memberikan rahmat, hidayat serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktu yang ditentukan. Ucapan terima
kasih kepada bapak Drs.T.Sopian,M.Si sebagai dosen pembimbing mata kuliah
Alat-alat Ukur yang telah memberikan pengarahan dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini memberikan penjelasan tentang
Osiloskop, sehingga memberikan pengetahuan bagi kita.Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita. Akhirnya penulis menyadari masih banyak terjadi kesalahan
yang tercantum dalam penulisan makalah ini. Untuk kesempurnaan kedepan, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................
Daftar Isi.................................................................................................
Bab 1 Pendahuluan................................................................................
1.1 Latar Belakang.............................................................................
1.2 Rumusa Masalah..........................................................................
1.3 Tujuan..........................................................................................
Bab 2 Pembahasan.................................................................................
2.1 Pengertian Osiloskop....................................................................
2.2 Bagian-bagian Osiloskop Beserta Fungsinya..............................
2.3 Fungsi Osiloskop Secara Umum..................................................
2.4 Prinsip Kerja Osiloskop...............................................................
2.5 Cara Penggunaan Osiloskop.......................................................
2.6 Pengukuran Dengan Menggunakan Osiloskop..........................
Bab 3 Penutup........................................................................................
3.1 Kesimpulan...................................................................................
3.2 Saran.............................................................................................
Daftar Pustaka.......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Osiloskop
adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Ada
beberapa jenis osiloskop berbasis komputer, dan telah diimplementasikan, salah
satu jenis osiloskop digital berbasis komputer menggunakan sound card yang
dikendalikan di bawah sistem operasi Linux.
Perangkat keras
maupun perangkat lunak yang mengendalikannya telah diuji fungsi dan kebenarannya,
dan sudah dapat berfungsi dengan baik dan
benar.
benar.
Perangkat keras
memiliki kemampuan menerima frekuensi masukan sampai 4 MHz, namun karena
memanfaatkan sound card stereo CMI 8738, frekuensi masukan hanya mencapai 20
kHz sesuai kemampuan sound card menerima frekuensi pada mode stereo dengan
resolusi 16-bit.
Perangkat lunak
pengendali diimplementasikan menggunakan program bantu GCC (GNU Compiler
Collections) pada Linux, dan dengan memanfaatkan pengolah grafik X-Window,
program ini sudah dapat menampilkan grafik dari sinyal yang diukur sebagaimana
tampilan pada osiloskop dual trace.
Osiloskop yang diimplementasikan dalam penelitian ini dinamai Xoscope
dibuat oleh Tim Witham, memilih dua kanal input yang dapat bekerja
secara simultan dan dapat dikembangkan menjadi delapan kanal input, juga dapat
menerima masukan dari ProbeScope Cat.No. 22-310 melalui input port serial
(long= frekuensi input bisa mencapai 5 MHz).
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimana pengertian Osiloskop
?
- Bagaimana Fungsi Osiloskop ?
- Bagaimana Cara Kerja Osiloskop
?
- Bagaiman Cara menghitung dengan
Osiloskop ?
- Bagaimana macam-macam osiloskop
?
.
1.3 Tujuan
- Untuk mengetahui apa itu
Osiloskop
- Untuk mengetahui fungsi dari
Osiloskop
- Untuk mengetahui cara kerja
Osiloskop
- Untuk mengetahui cara
menghitung Osiloskop
- Untuk mengetahui macam-macam
Osiloskop
BAB II
Pembahasan
Pembahasan
2.1 Pengertian
Osiloskop
Osiloskop adalah alat ukur
elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat
dilihat dan dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode.Peranti
pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode.
Sorotan elektron membekas pada layar. Suatu rangkaian khusus dalam osiloskop
menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan. Pengulangan ini
menyebabkan bentuk sinyal kontinyu sehingga dapat dipelajari.
·
Fungsi masing-masing bagian yaitu;
No
|
Bagian-Bagian Osiloskop
|
Fungsi
|
1
|
Volt atau
div
|
Untuk mengeluarkan tegangan AC,
mengatur berapa nilai tegangan yang diwakili oleh satu div di layar
|
2
|
CH1 (Input X)
|
Untuk memasukkan sinyal atau
gelombang yang diukur atau pembacaan posisi horizontal,
Terminal masukan pada saat
pengukuran pada CH 1 juga digunakan untuk kalibrasi.
Jika signal yang diukur
menggunakan CH 1, maka posisi switch pada CH 1 dan berkas yang nampak pada
layar hanya ada satu.
|
3
|
AC-DC
|
Untuk memilih besaran yang
diukur,
Mengatur fungsi kapasitor
kopling di terminal masukan osiloskop. Jika tombol pada posisi AC maka pada
terminal masukan diberi kapasitor kopling sehingga hanya melewatkan komponen
AC dari sinyal masukan. Namun jika tombol diletakkan pada posisi DC maka
sinyal akan terukur dengan komponen DC-nya dikutsertakan.
Posisi AC = Untuk megukur AC,
objek ukur DC tidak bisa diukur melalui posisi ini, karena signal DC akan
terblokir oleh kapasitor.
Posisi DC = Untuk mengukur
tegangan DC dan masukan-masukan yang lain.
|
4
|
Ground
|
Untuk memilih besaran yang
diukur.
Digunakan untuk melihat
letak posisi ground di layar.
|
5
|
Posisi Y
|
Untuk mengatur posisi garis atau
tampilan dilayar atas bawah.
Untuk menyeimbangkan DC vertical
guna pemakaian channel 1 atau (Y).
Penyetelan dilakukan sampai posisi
gambar diam pada saat variabel diputar.
|
6
|
Variabel
|
Untuk kalibrasi osiloskop.
|
7
|
Selektor pilih
|
Untuk memilih Chanel yang
diperlukan untuk pengukuran.
|
8
|
Layar
|
Menampilkan bentuk gelombang
|
9
|
Inten
|
Mengatur cerah atau tidaknya
sinar pada layar Osiloskop. Diputar ke kiri untuk memperlemah sinar dan
diputar ke kanan untuk memperterang.
|
10
|
Rotatin
|
Mengatur posisi garis pada layar,
Mengatur kemiringan garis sumbu
Y=0 di layar
|
11
|
Fokus
|
Menajamkan garis pada layer
untuk mendapatkan gambar yang lebih jelas, digunakan untuk mengatur fokus
|
12
|
Position X
|
Mengatur posisi garis atau
tampilan kiri dan kanan. untuk mengatur posisi normal sumbu X (ketika sinyal
masukannya nol)
Untuk menyetel kekiri dan kekanan
berkas gambar (posisi arah horizontal) Switch pelipat sweep dengan menarik
knop, bentuk gelombang dilipatkan 5 kali lipat kearah kiri dan kearah kanan
usahakan cahaya seruncing mungkin.
|
13
|
Sweep
time/div
|
Digunakan untuk mengatur waktu
periode (T) dan Frekwensi (f), mengatur berapa nilai waktu yang diwakili oleh
satu div di layar
Sakelar putar untuk memilih
besarnya tegangan per cm (volt/div) pada layar CRT, ada II tingkat besaran
tegangan yang tersedia dari 0,01 v/div s.d 20V/div
Yaitu untuk memilih skala
besaran waktu dari suatu priode atau pun square trap Cm (div) sekitar 19
tingkat besaran yang tersedia terdiri dari 0,5 s/d 0,5 second.pengoperasian
X-Y didapatkan dengan memutar penuh kearah jarum jam. Perpindahan
Chop-ALT-TVV-TVH. secara otomatis dari sini. Pembacaan kalibrasi sweep
time/div juga dari sini dengan cara variabel diputar penuh se arah jarum jam.
|
14
|
Mode
|
Untuk memilih mode yang ada
|
15
|
Variabel
|
Untuk kalibrasi waktu periode dan
frekwensi.
Untuk mengontrol sensitifitas arah
vertical pada CH 1 (Y) pada putaran maksimal ke arah jarum jam (CAL) gunanya
untuk mengkalibrasi mengecek apakah Tegangan 1 volt tepat 1 cm pada skala
layar CRT.
Digunakan untuk menyetel sweeptime
pada posisi putaran maksimum arah jarum jam. (CAL) tiap tingkat dari 19
posisi dalam keadaan terkalibrasi .
|
16
|
Level
|
Menghentikan gerak tampilan layar.
|
17
|
Exi
Trigger
|
Untuk trigger dari luar.
|
18
|
Power
|
Untuk menghidupkan Osiloskop.
|
19
|
Cal 0,5
Vp-p
|
Kalibrasi awal sebelum Osiloskop
digunakan.
|
20
|
Ground
|
Digunakan untuk melihat letak
posisi ground di layer, ground Osiloskop yang dihubungkan dengan ground yang
diukur.
|
21
|
CH2 (
input Y )
|
Untuk memasukkan sinyal atau
gelombang yang diukur atau pembacaan Vertikal.
Jika signal yang diukur
menggunakan CH 2, maka posisi switch pada CH 2 dan berkas yang nampak pada
layar hanya satu.
|
2.3 Fungsi Osiloskop Secara Umum
Secara umum osiloskop berfungsi untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-ubah terhadap waktu
yang ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal yang sedang diamati.
Dengan Osiloskop maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi, periode dan
tegangan dari sinyal. Dengan sedikit penyetelan kita juga bisa mengetahui beda
fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran. Ada beberapa kegunaan osiloskop
lainnya, yaitu:
Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
Mengukur
frekuensi sinyal yang berosilasi.
Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.
Membedakan
arus AC dengan arus DC.
Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap
waktu.
Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol.
Display menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna warni dan
berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini terdapat
garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak
dan disebut div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal
mewakili sumbu tegangan. Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan
untuk menyesuaikan tampilan di layar.
Pada umumnya
osiloskop terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan untuk melihat dua sinyal
yang berlainan, sebagai contoh kanal satu untuk melihat sinyal masukan dan
kanal dua untuk melihat sinyal keluaran.
Ada beberapa
jenis tegangan gelombang yang akan diperlihatkan pada layar monitor osiloskop,
yaitu:
1.
Gelombang
sinusoida
2.
Gelombang
blok
3.
Gelombang
gigi gergaji
4. Gelombang
segitiga.
Secara umum osiloskop hanya untuk
circuit osilator ( VCO ) disemua perangkat yg menggunakan rangkaian VCO. Walau
sudah berpengalaman dalam hal menggunakan osiloskop, kita harus mempelajari
tombol instruksi dari pabrik yg mengeluarkan alat itu. Cara menghitung
frequency tiap detik. Dengan rumus sbb ; F = 1/T, dimana F = freq dan T =
waktu. Untuk menggunakan osiloskop haruslah berhati-hati, bila terjadi
kesalahan sangat fatal akibatnya.
2.4 Prinsip
Kerja Osiloskop
Prinsip kerja osiloskop yaitu
menggunakan layar katoda. Dalam osiloskop terdapat tabung panjang yang disebut
tabung sinar katode atau Cathode Ray Tube (CRT). Secara prinsip
kerjanya ada dua tipe osiloskop, yakni tipe analog (ART - analog real time
oscilloscope) dan tipe digital (DSO-digital storage osciloscope), masing-masing
memiliki kelebihan dan keterbatasan. Para insinyur, teknisi maupun praktisi
yang bekerja di laboratorium perlu mencermati karakter masing-masing agar dapat
memilih dengan tepat osiloskop mana yang sebaiknya digunakan dalam kasus-kasus
tertentu yang berkaitan dengan rangkaian elektronik yang sedang diperiksa atau
diuji kinerjanya.
1.
Osiloskop Analog
Osiloskop analog menggunakan
tegangan yang diukur untuk menggerakkan berkas electron dalam tabung sesuai
bentuk gambar yang diukur. Pada layar osiloskop langsung ditampilkan bentuk
gelombang tersebut.
Osiloskop tipe waktu nyata analog
(ART) menggambar bentuk-bentuk gelombang listrik dengan melalui gerakan
pancaran elektron (electron beam) dalam sebuah tabung sinar katoda (CRT
-cathode ray tube) dari kiri ke kanan.
Osiloskop analog pada prinsipnya
memiliki keunggulan seperti; harganya relatif lebih murah daripada osiloskop
digital, sifatnya yang realtime dan pengaturannya yang mudah dilakukan karena
tidak ada tundaan antara gelombang yang sedang dilihat dengan peragaan di
layar, serta mampu meragakan bentuk yang lebih baik seperti yang diharapkan
untuk melihat gelombang-gelombang yang kompleks, misalnya sinyal video di TV
dan sinyal RF yang dimodulasi amplitudo. Keterbatasanya adalah tidak dapat
menangkap bagian gelombang sebelum terjadinya event picu serta adanya kedipan
(flicker) pada layar untuk gelombang yang frekuensinya rendah (sekitar 10-20
Hz). Keterbatasan osiloskop analog tersebut dapat diatasi oleh osiloskop
digital. Sebagai contoh keseluruhan bidang skala pada Gambar 3 dapat ditutup
semua menjadi daerah yang dapat dilihat oleh mata, misalnya dengan DSO dari
Hewlett-Packard HP 54600. Pada gambar
ditunjukkan diagram blok sederhana suatu osiloskop analog.
2.
Osiloskop
Digital
Osiloskop
digital mencuplik bentuk gelombang yang diukur dan dengan menggunakan ADC
(Analog to Digital Converter) untuk mengubah besaran tegangan yang dicuplik
menjadi besaran digital.
Dalam osiloskop
digital, gelombang yang akan ditampilkan lebih dulu disampling (dicuplik) dan
didigitalisasikan. Osiloskop kemudian menyimpan nilai-nilai tegangan ini
bersama sama dengan skala waktu gelombangnya di memori. Pada prinsipnya,
osiloskop digital hanya mencuplik dan menyimpan demikian banyak nilai dan
kemudian berhenti. Ia mengulang proses ini lagi dan lagi sampai dihentikan.
Beberapa DSO memungkinkan untuk memilih jumlah cuplikan yang disimpan dalam
memori per akuisisi (pengambilan) gelombang yang akan diukur.
2.5 Cara
Penggunaan Osiloskop
Sebelum
osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal maka osiloskop perlu disetel dulu
agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukuran. Langkah awal pemakaian
yaitu pengkalibrasian. Yang pertama kali harus muncul di layar adalah garis
lurus mendatar jika tidak ada sinyal masukan. Yang perlu disetel adalah fokus,
intensitas, kemiringan, x position, dan y position. Dengan menggunakan tegangan
referensi yang terdapat di osiloskop maka kita bisa melakukan pengkalibrasian
sederhana. Ada dua tegangan referensi yang bisa dijadikan acuan yaitu tegangan persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan
frekuensi 1 KHz. Setelah probe dikalibrasi maka dengan menempelkan probe pada
terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi pada layar. Jika yang
dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka pada posisi 1 volt/div (satu kotak
vertikal mewakili tegangan 1 volt) harus terdapat nilai tegangan dari puncak ke
puncak sebanyak dua kotak dan untuk time/div 1 ms/div (satu kotak horizontal
mewakili waktu 1 ms) harus terdapat satu gelombang untuk satu kotak. Jika masih
belum tepat maka perlu disetel dengan potensio yang terdapat di tengah-tengah
knob pengganti Volt/div dan time/div. Atau kalau pada
gambar osiloskop diatas berupa potensio dengan label "var".
Pada saat menggunakan osiloskop
juga perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Memastikan alat
yang diukur dan osiloskop ditanahkan (digroundkan), disamping untuk keamanan, hal ini juga untuk mengurangi suara dari frekuensi radio atau
jala-jala.
2. Memastikan
probe dalam keadaan baik.
3. Kalibrasi
tampilan bisa dilakukan dengan panel kontrol yang ada di osiloskop.
4. Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol Volt/Div
pada posisi tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup besar, gunakan
skala Volt/Div yang besar. Jika sulit memperkirakan besarnya tegangan masukan,
gunakan attenuator 10 x (peredam sinyal) pada probe atau skala Volt/Div
dipasang pada posisi paling besar.
5. Tentukan
skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal masukan.
6.
Gunakan
tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran yang stabil.
7. Gunakan tombol
pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.
8. Gunakan tombol
pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang terang.
2.6 Pengukuran Dengan Menggunakan Osiloskop
Osiloskop
adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Pada
kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana sinyal
berubah terhadap waktu. Seperti pada gambar di
bawah ini ditunjukkan bahwa pada sumbu vertical (Y) merepresentasikan tegangan
V, pada sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t.
Layar osiloskop
dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10 kotak dalam arah
horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang lebih kecil. Sejumlah tombol pada
osiloskop digunakan untuk mengubah nilai skala-skala tersebut.
Osiloskop 'Dual Trace' dapat memperagakan dua buah
sinyal sekaligus pada saat yang sama. Cara ini
biasanya digunakan untuk melihat bentuk sinyal pada dua tempat yang berbeda
dalam suatu rangkaian elektronik.
Kadang-kadang sinyal osiloskop juga dinyatakan dengan 3 dimensi. Sumbu vertikal(Y) merepresentasikan tegangan V dan sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t. Tambahan sumbu Z merepresentasikan intensitas tampilan osiloskop. Tetapi bagian ini biasanya diabaikan karena tidak dibutuhkan dalam pengukuran.
Kadang-kadang sinyal osiloskop juga dinyatakan dengan 3 dimensi. Sumbu vertikal(Y) merepresentasikan tegangan V dan sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t. Tambahan sumbu Z merepresentasikan intensitas tampilan osiloskop. Tetapi bagian ini biasanya diabaikan karena tidak dibutuhkan dalam pengukuran.

Wujud/bangun dari osiloskop mirip-mirip sebuah pesawat televisi dengan
beberapa tombol pengatur. kecuali terdapat garis-garis(grid) pada layarnya.
2.7 Cara Perhitungan Osiloskop:
- Cara menghitung Frekuensi
Osiloskop
Dari gambar di atas dapat kita ambil data sebagai berikut :
Div atau banyak kotak untuk satu
gelombang penuh adalah 4 div
Tombol time/div adalah .1
second (titik satu) artinya 0,1 second
Maka besarnya frekuensi dapat kita
hitung :
F = 1/T dimana T
dihitung dengan 4 div x 0,1s = 0,4 s
Maka F = 1/0,4 = 2,5 Hertz
Contoh laen Untuk menghitung frekuensi yang ada pada
osiloskop adalah sebagai berikut
F= 1/T
T= 1 Periode(gel.penuh) x time/div
catatan T harus dalam bentuk satuan second
jadi untuk menghitung frekuensi, kita harus mengetahui
berapa div periodenya dan time/div yang ditunjuk oleh soal/osiloskop.
Untuk T sendiri nantinya satuannya disesuaikan dengan
satuan time / div. second, mili second, atau micro second. berikut adalah
perbandingan konversi second:
nah jadi saat kita mengukur ternyta 1 periodenya 5 div
menggunakan time/div 2 microsecond/div ya tinggal masukkan saja.
T= 5 x 2 microsecond/div
= 10 microsecond
F= 1/T
= 100 hz
jadi frekuensi nya adalah 100 hz
- Gambar berikut ini cara menghitung amplitudo
osiloskop

Dari gambar dapat data :
1.
Tinggi gelombang = 3 div
2.
Volt/div = .2 volt (titik dua) itu artinya 0,2 volt
3.
Probe = x 1
Maka besar amplitude gelombang
adalah :
A = 3 x 0,2 x 1 = 0,6 Volt
- deciBel (dB)
Misalkan
sebuah penguat Audio mengeluarkan daya bunyi 100 mW, kemudian daya
itu kita naikkan menjadi 1 Watt. Berarti ada penambahan daya 900 mW. Kenaikan
daya itu 10 kali. Telinga kita bisa merasakan kenaikan kuat bunyi itu.
Misalkan
lagi bahwa penguat Audio mengeluarkan daya bunyi 1 Watt. Kemudian
daya itu kita naikkan menjadi 10 Watt. Berarti ada penambahan daya 9 Watt.
Kenaikan daya itu 10 kali. Telinga kita juga bisa merasakan kenaikan kuat bunyi
itu.
Ternyata
bahwa telinga orang mengindera kenaikkan yang sama dari dua peristiwa
diatas, sebab yang diindera bukanlah penambahan daya, melainkan yang
diindera adalah perbandingan antara daya-daya bunyi. Dalam kedua
peristiwa tersebut perbandingan kuat bunyi adalah sama yaitu 10. Tetapi telinga
kita merasakan seakan-akan kuat bunyi dinaikkan bukan 10 kali,
melainkan log10 10 = 1 kali. Berdasarkan pengalaman dari
peristiwa
diatas, maka jikalau dalam teknik komunikasi (juga dalam teknik Audio ),
kita hendak menyatakan perbandingan daya, perbandingan tegangan dan
perbandingan arus sebaiknya secara logaritma.Satuan yang dipakai untuk
menyatakan perbandingan secara logaritma adalah Bel.
Contoh: Daya
D2 = 100 W dan daya D1 = 0,1 W berapa Bel-kah D2 lebih besar dari D1?
Penyelesaian:
log10 D2/D1 = log10 100/0,1 = log10 1000 = 3 Bel
Untuk keperluan praktek satuan Bel ternyata terlampau besar, maka dipakailah satuan yang 1/10 nya, yaitu decibel. 1 Bel = 10 decibel, disingkat = 10 dB.
Untuk keperluan praktek satuan Bel ternyata terlampau besar, maka dipakailah satuan yang 1/10 nya, yaitu decibel. 1 Bel = 10 decibel, disingkat = 10 dB.
Jika daya
input pada suatu rangkaian ataupun pada suatu sistem adalah Di
dan daya outputnya adalah Do, maka bandingan daya itu ada:
dB = 10 log10 Do/Di
Contoh: Daya input Di = 1 mW daya output Do = 40 W. Hitunglah berapa dB perbandingan daya tersebut.
Penyelesaian:
Bandingan daya = 10 log10 Do/Di (dB)
= 10 log10 40/0,001
= 10 log10 40000
= 46 dB
Jika daya input Di sama dengan daya output Do, maka dalam hal ini tidak terjadi penguatan. Jadi penguatan dayanya Do/Di = 1 atau kalau dijadikan dB = 10 log10 Di/Do = 10 log10 1 = 0 dB.
0 dB adalah sesuai dengan bandingan daya 1:1, Jika terjadi pelemahan, dalam hal ini Do<Di, maka akan memperoleh bandingan yang berbalikan dari bandingan untuk penguatan.
Contoh:
Daya input Di = 2 W daya output Do = 1 W. Hitunglah berapa dB perbandingan daya tersebut.
Penyelesaian:
Bandingan daya = 10 log10 Di/Do (dB)
= 10 log10 2/1
= 10 log10 2
= 3 dB
Tetapi karena disini terjadi suatu pelemahan, maka dipakailah tanda– (negatif). Jadi penguatannya ada–3 dB.
Dalam teknik elektronika banyak dilakukan pengukuran tegangan input maupun tegangan output, bandingan daya dalam harga-harga tegangan adalah:
Di = Vi2/Ri Do = Vo2/Ro
Vo2/Ro
dB = 10 log10 Di/Do = 10 log10 ------------- Vi2/Ri
dB = 10 log10 (Vo2/Ro x Ri/Vi2)
Karena Ro = Ri, maka persamaan menjadi dB = 10 log10 (Vo2/ Vi2)
dB = 10 log10 (Vo/ Vi)2
dB = 20 log10 Vo/ Vi
dB = 20 log10 (Vo/ Vi)
Contoh:
Tegangan sinyal input Vi = 5 mV, tegangan sinyal output Vo = 5 V. Hitunglah penguatan tegangannya dalam satuan dB.
Penyelesaian:
Penguatan tegangan (Av) = 20 log10 (Vo/ Vi)
= 20 log10 (5/ 0,005 )
= 20 log10 1000
= 20 x 3 = 60 dB
dB = 10 log10 Do/Di
Contoh: Daya input Di = 1 mW daya output Do = 40 W. Hitunglah berapa dB perbandingan daya tersebut.
Penyelesaian:
Bandingan daya = 10 log10 Do/Di (dB)
= 10 log10 40/0,001
= 10 log10 40000
= 46 dB
Jika daya input Di sama dengan daya output Do, maka dalam hal ini tidak terjadi penguatan. Jadi penguatan dayanya Do/Di = 1 atau kalau dijadikan dB = 10 log10 Di/Do = 10 log10 1 = 0 dB.
0 dB adalah sesuai dengan bandingan daya 1:1, Jika terjadi pelemahan, dalam hal ini Do<Di, maka akan memperoleh bandingan yang berbalikan dari bandingan untuk penguatan.
Contoh:
Daya input Di = 2 W daya output Do = 1 W. Hitunglah berapa dB perbandingan daya tersebut.
Penyelesaian:
Bandingan daya = 10 log10 Di/Do (dB)
= 10 log10 2/1
= 10 log10 2
= 3 dB
Tetapi karena disini terjadi suatu pelemahan, maka dipakailah tanda– (negatif). Jadi penguatannya ada–3 dB.
Dalam teknik elektronika banyak dilakukan pengukuran tegangan input maupun tegangan output, bandingan daya dalam harga-harga tegangan adalah:
Di = Vi2/Ri Do = Vo2/Ro
Vo2/Ro
dB = 10 log10 Di/Do = 10 log10 ------------- Vi2/Ri
dB = 10 log10 (Vo2/Ro x Ri/Vi2)
Karena Ro = Ri, maka persamaan menjadi dB = 10 log10 (Vo2/ Vi2)
dB = 10 log10 (Vo/ Vi)2
dB = 20 log10 Vo/ Vi
dB = 20 log10 (Vo/ Vi)
Contoh:
Tegangan sinyal input Vi = 5 mV, tegangan sinyal output Vo = 5 V. Hitunglah penguatan tegangannya dalam satuan dB.
Penyelesaian:
Penguatan tegangan (Av) = 20 log10 (Vo/ Vi)
= 20 log10 (5/ 0,005 )
= 20 log10 1000
= 20 x 3 = 60 dB
BAB III
Penutup
Penutup
3.1
Kesimpulan
1. Osiloskop
yang diberi nama Xoscope dibuat oleh
Tim Witham.
2. Bagian-bagian
osiloskop beserta fungsinya:
a.
Volt atau
div : Untuk mengeluarkan tegangan AC.
b.
CH1 (Input
X) : Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur atau pembacaan posisi horisontal.
c. AC-DC : Untuk memilih besaran yang diukur.
d.
Ground :
Untuk memilih besaran yang diukur.
e.
Posisi Y :
Untuk mengatur posisi garis atau tampilan dilayar atas bawah.
f.
Variabel :
Untuk kalibrasi osciloskop.
g.
Selektor pilih
: Untuk memilih Chanel yang diperlukan untuk pengukuran.
h.
Layar :
Menampilkan bentuk gelombang.
i. Inten : Mengatur cerah atau tidaknya sinar pada layar Osiloskop.
j.
Rotatin :
Mengaur posisi garis pada layar.
k. Fokus : Menajamkan garis pada layar.
l.
Position X :
Mengatur posisi garis atau tampilan kiri dan kanan.
m.
Sweep time/
div : Digunakan untuk mengatur waktu periode (T) dan Frekwensi (f).
n.
Mode : untuk
memilih mode yang ada.
o.
Variabel :
Untuk kalibrasi waktu periode dan frekwensi.
p.
Level
Menghentikan gerak tampilan layar.
q.
Exi Trigger
: Untuk trigger dari luar.
r.
Power :
untuk menghidupkan Osciloskop.
s.
Cal 0,5 Vp-p
: Kalibrasi awal sebelum Osciloskop digunakan.
t.
Ground
Osciloskop yang dihubungkan dengan ground yang diukur.
u. CH2 (input
Y): Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur atau pembacaan Vertikal.
3. Fungsi
osiloskop secara umum adalah untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-ubah
terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal yang
sedang diamati.
4. Cara
penggunan osiloskop adalah yang pertama pengkalibrasian, kemudian menyetel
fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y position, setelah probe dikalibrasi
maka dengan menempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka akan muncul
tegangan persegi pada layar.
5. Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan
10 kotak dalam arah horizontal.
3.2 Saran:
Supaya lebih mengenal lagi osiloskop, sebaiknya kita
langsung melihat dan mempraktekan bagaimana cara penggunaan osiloskop tersebut.
Daftar
Pustaka
Alat-alat praktikum, (online), (http://elka.brawijaya.ac.id/praktikum/alat/alat.php,
diakses 2 November 2008)
Bagian-bagian osiloskop, (online), (http://elektronika-elektronika.blogspot.com/2007/06/bagian-bagian-osiloskop.html,
diakses 2 November 2008)
Cara kerja
osiloskop, (online), (http://www.quantum-mobile.com/artikel/penggunaan-alat-ukur/63-cara-kerja-osciloscope-.html, diakses 2 November 2008)
Osiloskop Analog versus Digital, (online), (http://www.elektroindonesia.com/elektro/instrum8.html,
diakses 2 November 2008)
Osiloskop, (online), (http://vebiyantims.wordpress.com/,
diakses 2 November 2008)
Osiloskop, (online). (http://www.wahanaponsel.com/articles/35-basic-repairing/89-pengenalan-perangkat-osiloscope.html,
diakses 2 November 2008).
Panel kendali
osiloskop, (online), (http://www.quantum-mobile.com/artikel/penggunaan-alat-ukur/61-panel-kendali-osciloscope-.html, diakses 2 November 2008)
Penggunaan alat
ukur, (online), (http://www.quantum-mobile.com/artikel/penggunaan-alat-ukur/65-kegunaan-osciloscope-.html, diakses 2 November 2008).
Sears, Zemansky : Fisika Untuk Universitas 2 Listrik Magnet,
Bina Cipta, Bandung, 1992
yuhuuu...bermanfaat sekalih
BalasHapusLampu servis hp led